BMW 320i sport and price

BMW 320i sport





  • Desain
Meski perubahannya terbilang menyeluruh, namun secara siluet, terutama dari samping, Anda akan dapat langsung mengenalinya sebagai sebuah BMW Seri-3. F30 dilahirkan lebih panjang sekitar 93 mm dibanding generasi sebelumnya, lengkap dengan jarak sumbu roda yang lebih panjang 50 mm. Meski demikian, kesan kompak itu tetap ada.
Pemekaran dimensi ini diklaim telah sesuai dengan tujuan BMW untuk membuat sedan andalannya lebih praktis dan lebih baik, tanpa mengorbankan “DNA sporty” yang di-usung oleh Seri-3 sejak jaman E21 dulu.
Di sisi eksterior, desain khas Seri-3 yang menganut pemisahan yang tegas antara ruang mesin, kabin, dan bagasi (3-box design), tetap jelas terlihat dari samping. Selain itu, garis bodi yang di-sebut ‘double swage line’ juga tampak menonjol di bagian samping. Garis pertama membentang dari ujung belakang lampu depan hingga ke pintu depan, dan menipis di pintu belakang. Garis kedua dari sepatbor hingga ke hadapan lampu belakang. Kedua garis ini me-nimbulkan kesan tegas, dinamis, sekaligus menarik.
Karena mobil yang kami uji memiliki trim Sport, maka BMW mengurangi jumlah ornamen chrome, meski bukan berarti hilang, dan memperbanyak bagian yang dihiasi warna hitam. Di ujung moncong--nya yang tampak menukik, tersimpan lampu berproyektor, dan kidney grille khas BMW dengan delapan slot (trim Luxury memiliki 11 slot),  berwarna ‘high-gloss black’ tampak terbungkus frame chrome, dan memiliki ukuran yang lebih besar dibanding sebelumnya.
Di bagian bumper, air dam yang diapit  sirip vertikal berwarna hitam di kiri dan kanan, dengan garis melintang berbalur warna alumunium. Sirip vertikal itu bukan hanya sekedar hiasan karena benda itu adalah peranti aerodinami-ka yang akan mengurangi pusaran udara di dalam sepatbor saat mobil melaju.  
Secara keseluruhan, desain bagian depan BMW Seri-3 ini membuat mobil tampak lebih lebar dan maskulin dari sebelumnya. Sementara di bagian belakang, Seri-3 kini semakin sulit dibedakan dengan Seri-5 yang setingkat di atasnya. Hal ini disebabkan oleh lampu belakang dengan desain yang mirip dengan Seri-5 bahkan Seri-7.
Desain buritan yang tampak ‘gempal’ selaras dengan penambahan lebar jarak pijak belakang yang bertambah sekitar 48 mm (jarak pijak depan bertambah 37 mm).
Meskipun F30 tumbuh besar, namun BMW mengklaim bahwa bobotnya sukses direduksi hingga 40 kg berkat penggunaan material baja ringan yang lebih kuat di se-kujur tubuhnya. Ia ditopang oleh suspensi  unik dengan model double-joint tension-strut front axle yang berbahan dasar alumu-nium, serta 5-arm axle di belakang.
Dengan demikian, menurut BMW, F30 akan mampu menyerap segala bentuk permukaan jalan dengan baik, seraya mempertahankan kualitas pengendalian.
Seperti produk BMW lainnya, 320i juga dibekali teknologi EfficientDynamics. Itu artinya, mesin berkapasitas 1.997 cc yang diusung telah dibekali teknologi twin-scroll turbocharger sehingga mampu menghasilkan 184 hp dengan torsi maksimal sebesar 270 Nm.
Selain itu, efisiensi bahan bakar juga dicapai berkat penggunaan transmisi otomatis 8-speed, peranti penghematan bahan bakar seperti automatic start-stop engine, brake energy regeneration, aerodinamika yang mumpuni, serta program pengendaraan ECO PRO.
Yang terakhir itu segalanya dibuat agar penggunaan bahan bakar lebih efisien. Komputer mobil akan membaca pola mengemudi, untuk kemudian melakukan penyesuaian mulai dari reaksi mesin saat pedal akselerator dipijak, hingga pengaturan climate control.


  • Interior

Saat pertama duduk di dalam 320i, hal pertama yang akan Anda sadari adalah kehadiran layar 6,5 inci di atas konsol tengah dashboard, meski jok dan material interior dikemas cukup baik. Tidak, layar itu tidak akan terlipat, dan ya, itu sedikit mengecewakan bagi pecinta ‘cool gadgetry’, namun perlu digarisbawahi bahwa monitor LCD itu adalah monitor terbesar yang ada di jajaran mobil BMW. 
Di bawahnya, panel-panel yang tertata rapi dan ergonomis berkat pengaturannya yang mudah dimengerti dan, ini yang penting, panel dan isinya dibuat miring tujuh derajat ke arah pengemudi. Lebih ke bawah lagi, dalam jangkauan tangan, terdapat kenop iDrive untuk mengendalikan beragam pengaturan, baik yang bersangkutan dengan pengendaraan maupun hiburan.
Posisi mengemudinya memuaskan, berkat pengaturan kursi elektrik dan kemudi yang cukup fleksibel. Selain itu, berkat penambahan jarak sumbu roda, ruang interior kini lebih lega dibanding generasi sebelumnya.
Hal yang kurang dan menurut kami agak krusial untuk sebuah compact executive saloon adalah hilangnya fitur cruise control, dan digantikan fitur speed limiter yang tidak jelas peruntukannya. Anda mau membatasi kecepatan? Jangan injak pedal gas terlalu dalam. Tapi saat keadaan memungkinkan dan kaki kanan perlu diistirahatkan, cruise control adalah jawabannya. Jadi, ya, hilangnya fitur ini patut disayangkan.
Selain fitur tersebut, sandaran kursi belakang juga terasa agak keras. Sebuah ciri khas Seri-3 dari dulu hingga sekarang yang entah kenapa masih saja dipertahankan.




  • Performa

Jangan berharap mobil ini bertingkah seperti saudaranya, 335i. 320i terasa lebih kalem dalam segala hal, kecuali suara mesin saat idle yang terde-ngar seperti suara mesin diesel. Dengan torsi 270 Nm, cukup untuk membuat badan sedikit tertekan ke kursi, dan tenaga 184 hp akan melesatkan mobil dari diam hingga 100 kpj dalam 9,1 detik, atau dua detik lebih lambat dari yang diklaim oleh BMW.
Wajar, mengingat saat peng-ujian bahan bakar yang digunakan adalah RON 91, sedangkan uji di Eropa, mungkin memakai standar bahan bakar yang lebih tinggi. Kecepatan tertinggi yang bisa diraihnya adalah 235 kpj.
Penghantaran tenaga hingga ke roda belakang terasa halus dan berisi mulai dari sekitar 1.700 rpm hingga mendekati redline. Transmisi bereaksi dengan cepat dan terasa akurat saat pedal gas ditekan dalam. Namun, saat berakselerasi biasa, rasanya juga menjadi biasa saja.
Kami juga mencoba mode ECO PRO sejauh 50 km, hasilnya menurut indikator di panel instrument, dengan pola mengemudi kami, bahan bakar bisa dihemat untuk menempuh 15 km lagi. Lumayan.





  • Pengendalian

 320i yang kami uji berdiri di atas velg 16 inci denga

n ban berprofil tidak terlalu tipis (205/60). Pilihan yang cerdas dari BMW Indonesia mengingat kondisi jalan di Tanah Air yang kurang begitu bersahabat bagi mobil bervelg lebih besar. Suara artikulasi ban sedikit mengintrusi kabin, meski masih dalam batas toleransi.
Pada mode pengendaraan Comfort, 320i mampu menyuguhkan pengendaraan yang nyaman dan menyenangkan. Suspensi alumuniumnya yang ringan mengurangi daya tolak balik (unsprung) sehingga mampu menyerap segala bentuk permukaan jalan dengan baik tanpa membuat penumpangnya terlalu ‘terkocok’ di dalam kabin.
Pengendalian dengan power steering elekronik memang sedikit “kosong” namun keakuratan dan reponsivitasnya tidak perlu dipertanyakan.
Geser mode pengendaraan ke Sport, dan Anda akan mendapatkan pengendaraan yang lebih keras. Namun, pergerakan vertikal (naik-turun) body masih terasa bisa dikendalikan dan tidak terlalu agresif saat melewati jalanan bergelombang.
Steering juga akan lebih berbobot tanpa mengubah tingkat kepresisiannya. Feedback yang diberikan juga lebih terasa.

  selama menguji sejauh 650 km, kami mencatatkan konsumsi bahan bakar di dalam kota sebesar 7,9 kpl. Sedangkan konsumsi BBM luar kota tercatat 12,2 kpl tanpa menggunakan ECO PRO.

 BMW Indonesia membanderol 320i Sport Rp 599.000.000 (OFR). 

Soal kepraktisan tentunya juga tidak perlu diragukan. Bagasi cukup luas untuk menampung barang bawaan, plus ada ba-nyak ruang penyimpanan di dalam kabin.



No comments

Powered by Blogger.